Senin, 31 Juli 2017

Tombo Ati

Tembang jawa “Tombo Ati” alias “Obat Hati” sudah tidak asing bagi masyarakat Jawa secara turun-temurun.  Tembang itu biasa didendangkan di pesantren-pesantren dan di masjid-masjid Nahdliyin menjelang pelaksanaan shalat berjamaah, sambil menunggu jamaah lain yang belum datang. Syair lagu yang berisi nasihat lima amalan ibadah sebagai pengobat hati itu menjadi populer setelah penyanyi religi Opick menyanyikannya dengan versi bahasa Indonesia.
Tembang “Tombo Ati” ini konon berasal dari Sunan Bonang, salah satu wali dari “Wali Songo” atau sembilan wali yang sangat mashur di tanah Jawa. Sunan Bonang menggunakan tembang itu sebagai media dakwah dalam penyebaran Islam di tanah Jawa (sekitar abad XV).
Dalam menggubah tembang itu Sunan Bonang terinspirasi oleh ajaran para ulama dan sufi terdahulu, diantaranya adalah Yahya bin Mu’adz Ar Razi, seorang sufi dan penyair terkenal asal Iran (abad IX).  Mu’adz mengajarkan cara-cara membersihkan qalbu, yang tentu saja merujuk kepada al-Qur’an dan Hadis, dengan 5 hal ”Dawa’ al qalb khomsah asya’”, yaitu: Pertama, Qira’atul qur’an bi at tafakkur (membaca Al Qur’an dengan perenungan); Kedua, Qiyamul lail (shalat malam); Ketiga, Mujalasah as-shalihin (bergaul dengan orang-orang shalih); Keempat, Khala’ al bathn (mengosongkan perut atau berpuasa); dan kelima, Tadzarru’ indzas sahr (dzikir di akhir malam hari).
Kelima amalan itu merupakan upaya untuk melipur hati seseorang yang sedang diliputi oleh kegundahan, kesedihan, kedukaan, kecemasan, hingga stress.  Dan yang lebih penting Dawa’ al qalb khomsah asya’ tersebut untuk menyembuhkan “penyakit hati”, seperti sombong, riya, tamak, dengki, dendam, fitnah dan sebagainya.  Dengan mengamalkan lima amalan itu insyaAllah penyakit hati secara perlahan dapat disembuhkan.
Syair lagu “Tombo Ati” yang saat ini sudah sangat popular di masyarakat kita tentu sudah mengalami perubahan dari syair aslinya gubahan Sunan Bonang. Syair lagu Opick itu sebagai berikut: “Tombo ati iku lima perkarane; Kaping pisan moco Quran lan ma’nane; Kaping pindo sholat wengi lakonono; Kaping telu wongkang sholeh kumpulono; Kaping papat kudu weteng ingkang luwe; Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe; Salah sawijine sopo biso ngelakoni; InsyaAllah Gusti Pangeran ngijabahi.
Artinya: “Obat hati itu ada lima perkara; Yang pertama membaca Al-Quran dan maknanya; Yang kedua melaksanakan shalat malam; Yang ketiga berkumpul dengan orang sholeh; Yang keempat mengosongkan perut (berpuasa); Yang kelima memperpanjang dzikir malam; Salah satunya siapa dapat melaksanakan; InsyaAllah Tuhan YMK mengabulkannya.
Bila ditelisik lebih mendalam, kelima poin syair tembang Tombo Ati tersebut mempunyai makna yang sangat luar biasa.  Bila diamalkan dengan baik maka manfaatnya bukan hanya dapat menghilangkan stress dan menghadirkan kegembiraan hati, tetapi lebih dari itu dapat membersihkan dan menghidupkan qalbu.
Hati atau qalbu merupakan elemen ruhani yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena ia berperan mengendalikan pikiran dan nafsu. Bila seseorang mempunyai hati yang “sehat” maka ia selalu ikhlas dan bersyukur yang membuat hidupnya indah dan bahagia. Tetapi bila hati seseorang “sakit” maka pikiran dan nafsunya diliputi sifat kedengkian, ketamakan, tidak bersyukur, selalu merasa kurang, sehingga hidupnya jauh dari kebahagiaan.
Oleh karenanya kebeningan hati harus selalu dijaga agar ia berfungsi dengan baik sebagaimana peran hakikinya. Cara untuk menjaga kesehatan dan kebeningan hati adalah dengan melakukan lima hal seperti pada syair tembang “tombo ati”.  Uraian berikut merupakan bahasan yang bersifat penjelasan terhadap lima poin tembang “Tombo Ati”, yaitu:
Pertama. Bergaul dengan Orang Shaleh
Kehidupan manusia seringkali diliputi kegelisahan. Kegelisahan terjadi biasanya karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Kegelisahan membuat manusia menjadi stres. Keadaan ini banyak dialami manusia baik pada orang kaya, orang miskin, orang dewasa, maupun remaja. Dan hal ini menyebabkan kehidupan manusia menjadi tidak bahagia.
Kegelisahan dalam kehidupan manusia berakar dari hatinya. Jika manusia memperturutkan keinginan hatinya, maka ia tidak akan pernah merasa puas, dan kegelisahannya akan semakin menyiksa diri, bahkan dapat berakibat fatal, ada yang sampai gila dan bahkan bunuh diri.
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda: Hendaklah kalian bersahabat dengan kawan yang tulus hatinya, karena mereka menjadi hiasan di kala bahagia dan menjadi perisai di saat terjadi bencana”. (Imam Nawawi, 1983:227)
Islam mengajarkan bahwa bergaul atau bersahabat dengan orang shaleh dan menjadikannya sebagai penolong, merupakan jalan yang tepat untuk mengatasi kegundahan hati. Dikala duka, mereka bisa menjadi pelipur hati, bahkan dapat membantu mencarikan solusi tanpa pamrih dan tidak bakal menjerumuskan.
Orang-orang baik dan shaleh memancarkan “aura positif” dari tubuhnya, yang berpengaruh positif terhadap pikiran dan batin orang di sekelilingnya. Aura adalah energi hidup berupa medan magnetik  yang terpancar dari tubuh manusia, di sekitar kepala dan bahu. Semakin banyak orang-orang shaleh disekeliling kita, maka semakin banyak pula aura positif yang terpancar. Sehingga akan semakin banyak aura positif yang bisa terserap oleh seseorang.
Kedua. Membaca Al Qur’an dan maknanya.
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis nabi, para ulama telah mengemukakan beberapa manfaat membaca Al Qur’an.  Selain merupakan bentuk ibadah yang mendatangkan rahmat, membaca al Qur’an ternyata juga mempunyai beberapa manfaat, yakni dapat menghilangkan kesedihan, menimbulkan ketenangan batin, dan bahkan  dapat menyembuhkan berbagai penyakit jasmaniah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al Qadhi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research yang berpusat Amerika Serikat, bahwa membaca atau mendengarkan bacaan al-Quran dapat menurunkan kesedihan, stress dan depresi, serta berdampak positif pada ketenangan jiwa.
Dalam melakukan penelitian, sang dokter ahli jiwa ini ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dalam laporannya yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.
Hasil penelitian Dr. Qadhi itu juga dipresentasikan pada konferensi tahunan Ikatan Dokter Amerika di Sant Louis, AS dengan tema: “Pengaruh Al-Qur’an Pada Manusia Dalam Prespektif Fisiologi dan Psikologi”. 
Ketiga. Melaparkan Perut (Puasa)
Puasa merupakan ibadah yang bukan hanya dilakukan oleh umat muslim, tetapi juga dilakukan oleh semua umat beragama. Karena tujuan puasa itu sangat baik dan bermanfaat, yaitu  melatih pengendalian emosi dan tahan penderitaan.
Esensi dari puasa sesungguhnya adalah pengendalian diri (self control).  Pengendalian diri terhadap dorongan-dorongan yang datang dari dalam maupun dari luar. Dorongan dari dalam, berupa gejolak hawa nafsu seperti tamak, serakah, angkuh, egois, dan sebagainya.  Sedangkan dorongan
Pengendalian diri terhadap gejolak hawa nafsu agar tidak tamak, tidak serakah, tidak angkuh, tidak egois, dan sebagainya. Serta pengendalian diri terhadap pengaruh dari luar agar bersabar, tidak marah, tidak dengki, tidak bicara kotor, tidak emosional, dan sebagainya.
Nabi Muhammad bersabda, ”Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah meninggalkan segala perbuatan sia-sia serta menjauhi perbuatan yang kotor dan keji.” (HR. Al-Hakim).
Puasa bagi umat muslim, selain bertujuan untuk menjadikan orang bertaqwa, puasa mengandung banyak hikmah. Hikmah dan manfaat puasa banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an maupun hadis nabi. Manfaat puasa antara lain: (1) Membersihkan hati; (2) Menguatkan jiwa, seperti: kesabaran,  tahan penderitaan, empati, dan kepekaan sosial; serta (3) Menyehatkan badan dan menyembuhkan berbagai penyakit
Puasa merupakan pembersih hati yang paling kuat, terutama untuk melawan hawa nafsu. Hawa nafsu merupakan pangkal dari kotornya hati. Dengan puasa, hati menjadi semakin bersih, sehingga perasaan menjadi halus, menjadi peka, serta membuat pikiran jernih dan nafsu terkendali.
Puasa juga dapat menumbuhkan rasa empati.    Karena puasa mengajarkan pada orang untuk  merasakan betapa beratnya lapar dan haus itu, sebagaimana yang dialami oleh orang-orang miskin setiap hari. 
Puasa dapat menguatkan Jiwa. Karena dengan puasa jiwa seseorang ditempa supaya memiliki kekuatan dan daya tahan menanggung penderitaan, mengurangi hawa nafsu duniawi serta kepekaan sosial terhadap nasib kaum lemah (dhuafa).
Selain itu puasa juga berpengaruh positif terhadap kesehatan badan. Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh para pakar medis dan kesehatan. Rasulullah bersabda: ”Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat.” (HR. Ibnu Suny dan Abu Nu’aim). 
Para ahli berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari pekerjaan memproses makanan yang masuk, untuk dilakukan pemulihan. Sebagaimana mesin dilakukan sevis agar tidak cepat rusak. Puasa adalah suatu metode untuk pemulihan lambung agar lebih sehat. Di dalam ajaran Islam, sesuai hadis nabi isi perut kita tidak boleh diisi terlalu penug. Isi perut harus, seperti yang dicontohkan nabi dibagi menjadi tiga, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara.  Nabi melarang makan makanan hingga terlalu kenyang agar lambung sehat dan tidak mudah sakit.
Di Jerman ada lembaga yang bernama Fasten Institut (Lembaga Puasa), yang menggunakan puasa sebagai terapi untuk menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu yang menurut pengobatan moderen belum dapat disembuhkan.
Keempat. Shalat Malam (tahajut).
Shalat malam (tahajud) dilakukan pada sepertiga malam terakhir (02.00 – 04.30). Sepertiga malam terakhir  merupakan saat dimana suasana sangat hening, sunyi dan tenang, sehingga secara psikologis akan mendatangkan kekhusu’an, ketenangan dan ketentraman hati.  Suasana seperti itu adalah saat yang paling baik untuk berdzikir, bertafakur, bermunajat dan memohon ampunan.
Berbicara mengenai kesehatan dan penyakit, secara teori timbulnya penyakit disebabkan oleh 3 faktor, yaitu faktor makanan, pikiran (stres), dan lingkungan (misal gigitan nyamuk, radiasi, dsb).   Menurut penelitian medis dan kesehatan, penyebab utama dari berbagai penyakit yang diderita oleh kebanyakan manusia adalah faktor pikiran (stres).  Stres yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit atau gangguan yang disebut psikosomatik.
Penyakit psikosomatik merupakan penyakit fisik yang disebabkan oleh faktor psikologis.  Gangguan psikosomatik memunculkan keluhan fisik, seperti  gangguan lambung, jantung berdebar, sesak nafas, badan lemah, berkeringat, dan sebagainya.  Jadi bila ada orang yang mengalami gangguan psikosomatik dengan keluhan seperti yang disebutkan itu, sejatinya bukan fisiknya yang sakit tetapi jiwanya yang bermasalah, yakni stres.
Menurut penelitian medis, kadar stress dipengaruhi oleh “hormon kortisol” (hormon stres). Semakin banyak hormon kortisol, semakin tinggi pula tingkat stres seseorang. Kadar hormon kortisol mulai meningkat pada 2-3 jam setelah dimulainya tidur malam hari dan terus meningkat hingga waktu bangun di pagi hari.
Shalat tahajud, yang dilakukan pada sepertiga malam terakhir dapat menurunkan jumlah hormon kortisol yang meningkat saat tidur, dan menjadi seimbang kembali kemudian menstabilkan sistem imun (kekebalan) dalam tubuh.  Dengan demikian maka, shalat tahajut dapat menghadirkan ketenangan batin atau ketentraman jiwa, sehingga berpengaruh sangat positif terhadap pengendalian stres.
Kelima. Dzikir malam.
Dzikir adalah suatu aktivitas mengingat Allah dengan cara menyebut nama, memuji dan mengagungkan kebesaran-Nya (tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dsb), yang dilakukan secara berulang-ulang dengan penuh kesadaran. 
Dzikir bagi orang-orang barat dan agama selain Islam dikenal dengan istilah meditasi. Meditasi merupakan praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan selama jangka waktu tertentu.
Prinsip dasar dzikir adalah pengulangan kata atau kalimat pujian terhadap kebesaran Allah Swt.  Dalam dunia psikologi dikenal istilah Repetitive Magic Power (RMP), yaitu suatu tindakan atau perkataan yang diulang terus-menerus akan menumbuhkan kekuatan batin yang luar biasa dan akan menghasilkan perubahan karakter.
RMP ini merupakan suatu metode pengulang-ulangan agar nilai-nilai kalimat atau tindakan masuk dalam pikiran bawah sadar dan pada akhirnya membentuk karakter serta akan memunculkan kekuatan seperti yang kita diinginkan. 
Banyak ayat dalam al-Qur’an maupun hadis yang menganjurkan berdzikir untuk ketentraman hati dan kekuatan jiwa, antara lain  QS. Ar-Ra’du ayat 28 : “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” Dan QS. Al Anfal ayat 45 : “Dan sebutlah olehmu akan Allah dengan sebutan yang banyak, supaya kamu mendapat kemenangan”.
Dari sudut pandang fisiologis, meditasi atau dzikir adalah metode anti-stres yang paling baik. Saat seseorang mengalami kecemasan, maka denyut jantung dan tekanan darah meningkat, pernafasan menjadi cepat dan pendek, dan kelenjar adrenalin memompa hormon kortisol (hormon stres).  Semakin banyak hormon kortisol maka semakin tinggi tingkat stres seseorang. 
Selama melakukan meditasi, pernapasan dan konsumsi oksigen dalam tubuh manusia berkurang dalam kisaran antara 20 dan 30%, sehingga pernapasan menjadi tenang, detak jantung melambat, tekanan darah menjadi normal, dan tingkat produksi hormon stres menurun.
Membersihkan hati.
Kehidupan manusia seringkali diliputi kegelisahan. Kegelisahan terjadi biasanya karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Kegelisahan membuat manusia menjadi stres. Kegelisahan atau stress dalam kehidupan manusia berakar dari hatinya.

Menurut At-Taftazani, penyebab kegelisahan hidup manusia di  karenakan kehampaan spiritual yang dimiliki seseorang.  Solusi yang terbaik untuk mencapai hidup tenang dan tenteram adalah membersihkan hati.  Sesuai ajaran Sunan Bonang, membersihkan hati dapat dilakukan dengan melakukan lima hal seperti dalam syair tembang “Tombo Ati”, yaitu bergaul dengan orang-orang shaleh, membaca Al-Qur’an, berpuasa, shalat malam, dan berdzikir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar