Minggu, 11 Juni 2017

5 Macam Alasan Binatang Berpuasa (MT)

Manusia dan Hewan Berpuasa.

Puasa ternyata bukan hanya dilakukan oleh manusia, tetapi juga dilakukan oleh binatang. Beberapa jenis binatang, seperti unta, buaya, kura-kura, ayam betina, ular dan ulat juga berpuasa tidak makan dan minum bahkan sampai berbulan-bulan lamanya. 

Di beberapa wilayah tropis yang ekstrem, adanya musim kemarau panjang membuat sungai, danau, dan tanaman menjadi kering. Dengan berkurangnya sumber makanan, binatang di daerah tropis pun menyesuaikan diri dengan berpindah tempat atau berpuasa.

Untuk beradaptasi terhadap perubahan musim dan potensi kekurangan sumber makanan, Allah SWT melengkapinya dengan kemampuan untuk berpuasa.

Mereka mampu melakukan hibernasi , yaitu tidur panjang tanpa makan dan minum. Binatang-binatang yang melakukan hibernasi antara lain adalah: beruang, singa laut, buaya, ular, bekicot, ulat bulu, penguin, dan sebagainya. 

Model Puasa Beberapa Binatang

Beberapa binatang tersebut melakukan puasa namun hakekat dan tujuan masing-masing berbeda.  Unta misalnya. (1) Unta merupakan hewan yang sangat mengagumkan, ia memiliki daya tahan tubuh yang sangat luar biasa. Ia mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstrem dalam perjalanan menyusuri gurun beratus-ratus kilometer  tanpa makan dan minum.  Unta memiliki cadangan makanan berupa lemak  yang berada di punuknya yang bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu. Unta mampu berpuasa hingga delapan hari tanpa makan dan minum.

Lain lagi dengan buaya. (2) Buaya merupakan reptil liar yang memiliki rekor sangat mengangumkan dalam menahan untuk tidak makan dan tidak minum. Ia dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum selama beberapa bulan. Dalam beberapa kasus ekstrim, buaya bisa bertahan hidup selama tiga tahun lamanya tanpa makanan. 

Hampir serupa dengan buaya adalah beruang. (3) Beruang merupakan salah satu mamalia yang tergolong ordo carnivora. Di musim dingin, beruang dapat melalukan kebiasaan abadinya yaitu hibernasi (tidur sepanjang musim) dan akan terbangun jika dia merasa lapar.  Meski tidak hibernasi sekalipun, beruang mampu bertahan tidak makan dan minum selama 10 minggu atau kurang lebih 3 bulan.

Sama halnya dengan bekicot. (4) Bekicot adalah binatang yang makan makanan dari lumut dan dari daun-daun yang gugur. Ketika musim kemarau, dimana pohon-pohonan pada mongering maka bekicot akan melakukan hibernasi (tidur panjang tanpa makan dan minum) selama satu musim.

Lain halnya dengan ayam betina. (5) Ayam betina melakukan puasa setiap kali mengerami telurnya selama 3 minggu. Dengan berpuasa suhu badan ayam akan meningkat sehingga telur yang dierami dapat menetas menjadi anak-anak ayam. Bila sang induk tidak sabar menjalani proses tersebut, telur-telur yang dieraminya akan busuk, dan anak ayam yang dinantikannya akan mati.

Demikian pula dengan Ikan Mujahir. (6) Ikan Mujair ketika sedang beranak, dia memelihara dan menjaga anaknya dengan menyimpannya didalam mulut. Dalam melindungi anaknya ikan mujair berpuasa, walaupun didepan mulutnya ada makan, ditahannya seleranya, dia berpuasa. 

Sedangkan (7) ular melakukan puasa ketika ia berhasil menyantap mangsa yang lebih besar dari dirinya. Ular berpuasa bisa mencapai waktu dua sampai tiga minggu.  Saat berpuasa penuh, biasanya ular tidak akan melakukan aktivitas apa-apa. Ular hanya akan bersembunyi dan berdiam diri. Dan saat itulah ular mengalami proses biologi yang kita kenal dengan proses ganti kulit.  Setelah masa puasa berakhir, dan mendapatkan kulit baru, sang ular akan lebih ganas, dan aktif dalam mencari mangsa.

Sementara (8) ulat dalam berpuasa sangatlah berbeda. Ulat adalah hewan yang mengalami metamorphosis (perubahan bentuk). Dalam proses metamorfosis itu ulat melakukan puasa lebih kurang 14 hingga 16 hari berada dalam kepompong.  Hasil akhir dari metamorphosis bagi ulat adalah keluar dari kepompong dengan wujud yang sama sekali berbeda menjadi binatang bersayap indah rupawan yaitu kupu-kupu. 

Tujuan Binatang Berpuasa

Dari beberapa contoh puasa binatang diatas, kita bisa simpulkan bahwa ada beberapa model dan tujuan puasa tiap-tiap binatang yang berbeda.  Setidaknya ada 5 model dan tujuan binatang berpuasa, yaitu :

Pertama, puasa model BEKICOT dengan cara tidur (hibernasi) sepanjang musim, tujuan puasanya adalah untuk ‘bertahan hidup’. Puasa dengan hibernasi yang dilakukan oleh buaya dan beruang karena untuk bertahan hidup dalam menghadapi perubahan musim dan kehabisan sumber pangan. 

Kedua, puasa model ULAR dengan alasan untuk ‘peremajaan fisik  (lahiriyah)’.  Puasa model ini dilakukan oleh ular yang setelah kenyang dengan makanan yang telah disantapnya ia berganti kulit yang baru, sehingga fisiknya menjadi muda kembali.

Ketiga, puasa model ONTA dengan mengumpulkan dan menimbun cadangan makanan berupa lemak di punuknya, dengan tujuan untuk melakukan ‘aktivitas yang berat dan panjang’.  Onta mampu menempuh perjalanan yang jauh dengan kondisi medan yang ekstrem tanpa adanya makanan dan minuman.  

Keempat, puasa model AYAM BETINA dengan tujuan untuk ‘reproduksi (berkembang biak), demi kelangsungan generasi’. Puasa ini dilakukan oleh ayam betina yang mengerami telornya agar menetas menjadi anak ayam.  

Kelima, puasa model ULAT dengan tujuan untuk ‘peningkatan kualitas jati diri. Puasa ini dilakukan oleh ulat sehingga berubah wujud menjadi kupu-kupu yang bisa terbang. 

Antara Puasa Ular dan Ulat

Di antara beberapa alasan puasa hewan itu, rupanya puasa yang dilakukan oleh ular dan ulat dapat kita ambil sebagai pelajaran.

ULAR berpuasa dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala.  Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus berpuasa tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya tunai, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.

Pengaruh puasa ular:

Pertama, wujud ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

Kedua, makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

Ketiga, cara bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

Dan keempat, tabiat dan sifat sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

ULAT berpuasa untuk mengubah kualitas hidupnya. Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan jalan berpuasa.  Ia berpuasa dengan cara mengasingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.  Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah dan dapat terbang bernama kupu-kupu.

Pengaruh puasa ulat: 

Pertama, wujud ulat sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu.

Kedua, makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap sari pati bunga.

Ketiga, cara bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah jadi kupu-kupu bisa terbang. 

Keempat, tabiat dan sifat berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga. 

Bagaimana Cara Berpuasa Seperti Ulat

Apabila puasa yang dilaksanakan tidak membawa perubahan menuju kepada derajat yang lebih baik yaitu taqwa, maka puasa itu tak ubahnya seperti puasanya ular.   Tetapi apabila puasa itu berdampak pada perubahan prilaku dan karakter berakhlak mulia sebagaimana tujuan puasa agar menjadi bertaqwa, maka itulah puasa ulat.

Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah (2): 183. “Yaa Ayuhal Ladziina  Aamanuu  - Kutiba ’Alaikumush Shiyaam - Kamaa Kutiba ’Alal Ladzina Min Qablikum -  La’allakum Tattaquun”, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.

Agar kita dapat berpuasa seperti ulat yang bisa berubah menjadi kupu-kupu maka kita harus berpuasa secara benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.  Hakekat puasa sesungguhnya adalah pengendalian diri (self control) terhadap berbagai dorongan nafsu agar menjadi pribadi akhlakul karimah (berkarakter mulia).

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Laisash Shiyaamu Minal Akli wasy Syarb - Fainnamash Shiyaamu Minal Lagwi war Rafats.”  Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia (lagwi) serta menjauhi perbuatan yang kotor (rafats). (HR. Ibnu Khuzaimah)  

Untuk menjaga kekhusukan ibadah puasa dalam rangka memperoleh taqwa, Imam Al-Ghazali mengingatkan agar kita tidak sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga harus mampu menjaga empat hal dari perbuatan tidak baik, kotor dan keji, yaitu: penglihatanperkataanpendengaran, dan aktivitas  tubuh.  Bahkan untuk menjadikan puasa yang benar-benar berkualitas adalah ditambah dengan menjaga hati dan pikiran dari sesuatu yang tidak baik.

Semoga ibadah puasa kita mampu membawa perubahan jiwa menjadi berakhlak mulia.  Amin YRA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar