Senin, 22 Mei 2017

Harta dan Sedekah

1.  Penciptaan Bumi

Dalam sebuah hadis qudsi dijelaskan bahwa ketika Allah menciptakan bumi, planet kita ini bergetar, dan terus berguncang tidak pernah diam.  Kemudian Allah menciptakan gunung di beberapa permukaannya. Maka dengan kekuatan yang diberikan kepada gunung, ternyata bumipun terdiam.  

Para malaikat akhirnya kagum akan penciptaan dan kekuatan gunung tersebut.

> Malaikat bertanya, “Ya Allah hebatnya kekuatan gunung, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung?”

Allah menjawab, “Ada, yaitu besi.”

> Malaikat bertanya lagi, “Ya Allah adakah yang lebih kuat dari besi?”

 Allah menjawab, “Ada, yaitu api. Besi dapat leleh karena api.”

> “Adakah yang lebih kuat daripada api?”

“Ada, yaitu air.  Api akan padam oleh air

> “Adakah yang lebih hebat daripada air?”, Tanya Malaikat lagi

“Ada, yaitu angin.  Angin dapat membawa awan dalam perjalanan yang amat jauh, bahkan badai juga dapat menyebabkan ombak besar”

> “Para malaikat bertanya lagi, “Ya Allah, adakah yang yang lebih kuat dari semua ini?”

Allah menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan ikhlas”.  (HR. Turmudzi dan Ahmad)

Dari hadis qudsi tersbut, Allah memberikan ketegasan bahwa bersedekah dengan ikhlas ternyata mempunyai kekuatan yang luar biasa, bahkan lebih dahsyat daripada gunung, besi, api, air, dan angin.  Begitu luarbiasanya sehingga Allah memberi kedudukan yang istimewa bagi orang yang dermawan. Begitu istimewanya orang-orang yang dermawan, sehingga walaupun ia berdosa besar, ia disukai Tuhan.


2. Keistimewaan Ahli Sedekah

Pada suatu peperangan yang dimenangkan oleh kaum Muslimin, banyak tawanan orang Yahudi yang diancam hukuman mati.  Ketika satu tawanan mau dihukum mati, tiba-tiba malaikat jibril datang memberi tahukan kepada Rasulullah SAW, supaya orang Yahudi itu dibebaskan.  Diberitahukan bahwa orang Yahudi yang satu ini sangat dermawan, ia suka menjamu tamu, dan suka menolong fakir miskin.  

Ketika Rasulullah datang memberitahukan kepada orang Yahudi itu bahwa dia dibebaskan, dia bertanya: “Mengapa?”.  Nabi menjawab: “Allah baru saja memberitahukan padaku bahwa kamu suka membantu orang miskin, suka menjamu tamu, suka memikul beban orang lain.”   Kemudian orang Yahudi itu berkata: “Apakah Tuhanmu menyukai perilaku seperti ini?”. Nabi menjawab : ”Betul, Tuhanku menyukai hambanya yang dermawan.”.  Saat itu juga orang Yahudi itu memeluk Islam.  Dia masuk Islam karena sifat kedermawanannya dicintai oleh Allah SWT.

 

3. Keutamaan Sedekah

Lebih lanjut Rasulullah menjelaskan : Orang bodoh yang dermawan lebih dicintai Allah ketimbang ahli ibadah yang pelit. (HR. Al-Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Rasulullah bersabda,  “Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia dan dekat dengan surga. Sedangkan orang yang pelit (bakhil) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.  (HR. Al-Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Seorang alim menasehatkan, : Ketika kita membantu orang-orang miskin, janganlah berfikir bahwa kita membantu mereka. Pada hakekatnya kitalah yang dibantu mereka, karena kita dibawa oleh mereka untuk menjadi lebih dekat kepada Allah SWT.

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan pada aspek sosial, karena Rasulullah ditugaskan oleh Allah SWT adalah untuk menyempurnakan akhlak.  Sehingga kepedulian social sangatlah diutamakan.

Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan :  ”Tidak beriman kepada-Ku (Allah) orang yang tidur kenyang sedangkan tetangganya lapar, padahal ia mengetahuinya” (HR.Al-Bazzar)

 

4. Pendusta Agama

Mereka yang kikir dengan hartanya dan tidak peduli terhadap nasib fakir miskin yang membutuhkan bantuan harta, maka oleh Allah SWT dicap sebagai pendusta agama

Allah berfirman dalan surat Al-Ma’un ayat 1-2; “Ara-aitalladzii yukadzdzibubiddiin; Fadzaalikalladzi yadu’ - ’ulyatiim; Walaa yahudhdhu ’alaa tha’aamil miskin.”  

Artinya: Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?. Mereka adalah orang yang menelantarkan anak yatim dan tidak peduli terhadap nasib orang miskin.

 

5. Harta adalah Sumber Segala Kejahatan. 

Perlu diketahui, bahwa harta adalah sumber dari segala kejahatan.  Dalam suatu hadis Rasulullah bersabda.

”Setelah kaum iblis mengetahui bahwa aku telah diutus oleh Allah dan umat telah berdiri bersamaku, mereka merasa tak sanggup lagi menyesatkan kaum  Muslimin supaya menyembah berhala.  Tetapi pemimpin mereka berkata, ’Aku tidak peduli apakah manusia itu masih atau sudah tidak lagi menyembah berhala.  Aku akan menggoda mereka setiap saat melalui tiga cara, yaitu: 1) supaya mereka mencari harta dengan jalan yang tidak halal, 2) supaya mereka membelanjakan harta itu di jalan yang tidak benar, dan 3) supaya mereka menahan harta itu tidak pada haknya.’ Selanjutnya Rasulullah SAW menjelaskan bahwa segala kejahatan dari sinilah (harta) sumbernya.” (HR. Abi Umamah)

Karena alasan hartalah membuat kebanyakan orang melakukan kejahatan spt: penipuan, pencurian, pertengkaran, zalim, korupsi, kolusi, dsb. Dengan harta pulalah kebanyakan orang melakukan maksiat.     Dan pada sebagian harta kitalah sesungguhnya ada hak bagi kaum dhuafa yaitu fakir miskin yang seharusnya segera kita berikan. 

 

6. Tak Akan Pernah Puas. 

Kebanyakan manusia tidak akan pernah puas dengan harta yang telah mereka miliki.     Mereka akan selalu merasa kurang dan terus menimbun harta.

Rasulullah bersabda, Seandainya anak cucu adam (manusia) mendapatkan dua lembah yang berisi emas, niscaya ia masih menginginkan lembah emas yang ketiga.  Tidak akan pernah penuh perut anak Adam kecuali ditutup dalam tanah (mati)” (HR. Ahmad)

Contoh manusia yang hubbud dunya (terlalu cinta harta) adalah Qarun. Kisah keserakahan Qarun diabadikan oleh Allah dalam al-Qur’an surah al-Qashash ayat 76-82.  Keserakahan Qarun membuat Nabi Musa murka, maka Allah menenggelamkan Qarun dan seluruh harta bendanya ke dalam bumi.



7. Perintah Sedekah

Allah memerintahkan kita untuk menafkahkan sebagian dari rizki yang kita peroleh.  Allah berfirman :

QS. Al-Baqarah : 254: ”Hai orang-orang yang beriman.  Nafkahkanlah sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, sebelum datang hari, yang pada hari itu tidak ada jual beli, tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at.  Dan orang-orang kafir itulah golongan orang-orang yang zalim” .

> S. Ali Imran (3): 92: ”Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum menafkahkan  sebagian harta yang kamu cintai.  Dan apapun yang kamu infakkan, sungguh Allah maha Mengetahui”.  

Perintah Allah kepada kita untuk bersedekah (infak) diiringi pula dengan janji Allah yang akan membalasnya dengan pahala yang berlipat.   

> QS. Saba:39: Qul inna rabbi yabsuthurrizqa li mayyasyaa-u min ‘ibaadihii;   Wa yaqdiru lahuu;  Wa maa anfaqtum min syai-in fa huwa yukhlifuhuu wa huwa khairur raaziqiin.  (Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki diantara hamba-hamba-Nya dan membatasi baginya.  Dan apa saja yang engkau infakkan, maka Allah akan menggantinya.  Dan Dia-lah sebaik-baik Pemberi Rezeki.”

> QS. Al-Baqarah (2): 261: “Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, bagaikan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, dalam tiap-tiap tangkai ada 100 butir.  Dan Allah SWT akan melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha luas pemberian-Nya dan Maha Mengetahui terhadap semua hamba-Nya”. 

 

8. Islam Agama Yang Perhatian Terhadap Sosial

Islam adalah agama yang sangat concern terhadap masalah-masalah sosial.   Peran orang dermawan terhadap tegaknya suatu masyarakat sangatlah besar. Kedermawanan merupakan salah satu pilar yang menopang tegaknya masyarakat sejahtera.  Tanpa peran orang dermawan, maka keberadaan suatu masyarakat akan rapuh, kacau , dan bisa jadi akan akhirnya runtuh, meskipun dipimpin oleh penguasa yang hebat, karena yang terjadi adalah kesenjangan sosial.  

Rasulullah SAW bersabda,  ”Tegaknya dunia (masyarakat) itu karena 4 sendi, yaitu  Ilmunya para ulama, keadilan para pemimpin, kedermawanan orang kaya dan doa fakir miskin.”  (al hadist).

Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asaakir, Allah berfirman :  ”Inilah agama yang Aku ridhai untuk diri-Ku.  Tidak ada yang mampu membuatnya bagus, kecuali kedermawanan dan akhlak yang bagus.  Karena itu, muliakanlah agama ini dengan yang dua  itu selama kamu melestarikannya (yaitu akhlak dan sedekah).”

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar