Minggu, 25 September 2016

KARAKTER LEBAH. Tidak makan kecuali yang baik; Tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat; dan Tidak merusak

Lebah merupakan hewan kecil yang hebat dan mengagumkan. Selain menghasilkan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia, lebah mempunyai karakter yang sarat hikmah, serta penuh rahasia dan keajaiban dalam penciptaannya.

a. Lebah meghasilkan cairan madu lezat yang menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit (karena mengandung anti oksidan dan anti mikroba). Madu juga dapat digunakan untuk merawat kecantikan kulit, pengawet makanan, dan sebagai obat luka.

b. Lebah mempunyai karakter yang sangat baik dan ideal. Dia selalu hinggap di tempat-tempat yang bersih (berbeda dengan laler ijo), hanya memakan makanan yang baik (sari bunga), menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (madu), dan dimanapun hinggap ia tidak pernah merusak.
Rasulullah SAW bersabda : “Seorang mukmin itu diumpamakan seperti lebah, tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat, dan ia tidak bersifat merusak” (HR. Ibnu Umar)

c. Pola kehidupan lebah menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia, yaitu :

(1) Lebah hidup secara berkoloni (berjamaah), bersatu padu dan tidak bercerai berai.
  (2) Koloni Lebah memiliki imam/pemimpin yang ditaati, yaitu lebah ratu. 
  (3) Koloni lebah bekerja secara profesional dan fungsional. Didalam koloni lebah terdapat pembagian tugas sesuai keahlian dan bertanggung jawab penuh pada masing-masing tugasnya. Lebah ratu bertugas bertelur dan menjaga keutuhan koloni. Lebah jantan menjaga dan mengawini ratu, sedangkan lebah pekerja mengumpulkan nektar, polen, air, membersihkan sarang, dan menjaga koloni dari invasi musuh.
  (4) Lebah merupakan pekerja keras. Mereka mengumpulkan nektar secara tekun, ikhlas dan tidak mengenal lelah.
  (5) Rela berkorban dan siap mati (syahid) bila diganggu. Pada musim pakan kurang, lebah jantan harus rela dieksekusi mati demi keutuhan koloni. Lebah jantan yang mengawini ratu harus rela organ reproduksinya lepas dari tubuh, yang berujung pada kematiannya. Bila ada gangguan atau serangan dari musuh, ia bertempur sampai mati demi kehormatan koloni. 

Demikianlah, lebah merupakan salah satu hewan kecil yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam kitab suci Al-Quran yaitu An-Nahl. 
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” (QS. An-Nahl : 68).
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl (16) : 69).

Tentu terkandung maksud yang signifikan bila Tuhan menceritakan tentang lebah dalam Al-Quran. Bahkan Tuhan mempergunakan perkataan ”wahyu” bukan ”perintah” kepada lebah agar berperilaku dalam kehidupannya. Dalam firman Allah itu tidak dikatakan ”Tuhan memerintahkan lebah ...”, melainkan ”Tuhan wahyukan kepada lebah ...”, ini mengandung makna bahwa Tuhan memposisikan lebah bukan obyek, tetapi sebagai subyek dalam fenomena yang luar biasa ini.

Rasulullah SAW menggambarkan profil mukmin yang ideal mempunyai karakter seperti yang ditunjukkan oleh lebah : “Seorang mukmin itu diumpamakan seperti lebah, tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat, dan ia tidak bersifat merusak” (HR. Ibnu Umar)

Jadi karakter orang mukmin itu tabiatnya laksana lebah, dia tidak hinggap kecuali di tempat-tempat yang bersih. Berbeda dengan laler ijo, yang meskipun secara biologis dan anatomis mirip lebah namun sifatnya jauh berbeda. Ia tak mau hinggap di tempat yang bersih, justru sebaliknya senang dengan yang kotor, juga makanan yang kotor. Sedangkan lebah tak mau memasukkan ke dalam tubuhnya kecuali yang bersih. Ia hanya memasukkan sari bunga ke dalam tubuhnya yang kemudian diolah menjadi madu, yang dalam Al-Quran disebut sebagai obat bagi manusia.

Imam Ja’far As-Shadiq menerangkan, bahwa nabi Muhammad SAW sangat gemar minum madu yang dicampur dengan segelas air setiap pagi ketika perut kosong. Madu merupakan obat penyembuh berbagai ragam penyakit. Nabi SAW bersabda: “Hendaklah kalian menyembuhkan penyakit dengan madu dan Al-Quran.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar